Tujuan kita adalah Akhirat
Sejak awal kita di ciptakan Allah Ta’ala telah menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir manusia. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembahKu” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Orang yang ambisinya bukan akhirat, ia akan merugi selama-lamanya di akhirat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian kami sediakan baginya di akhirat neraka Jahannam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir” (QS. Al-Isra’: 18)
Orang yang ambisinya adalah dunia, akan Allah cerai-beraikan urusannya di dunia. Allah jadkan dunia semakin menyibukkannya ia. Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa ambisi terbesarnya adaah dunia, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefaqiran di depan matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang ambisi terbesarnya adalah akhirat, Allah akan memudahkan urusannya, Allah jadikan kekayaan di hatinya, dan dunia mendatanginya dalam ia tidak menyangkanya” (HR. Ahmad)
Dunia itu hina, Akhirat itu Mulia
Kenikmatan duniawi tiak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Andai nikmat dunia itu setara dengan sayap nyamuk di sisi Allah, niscaya orang kafir tidak akan diberikan nikmat dunia sekadar air munum walaupun hanya seteguk” (HR. Tirmidzi no. 3240)
Perkara dunia itu asalnya terlaknat,kecuali yang membuat kita ingat kepada Allah dan kepada Akhirat, belajar ilmu agama dan mengajarkannya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali Dzikrullah serta orang yang berzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama. (HR. At Tarmizi 2322)
Kenikmatan Hakiki di Akhirat
Allah menjadikan rahmat 100 bagian, 1 bagian di dunia, 99 bagian di akhirat. Rasulullah Saw bersabda: “Allah menjadikan rahmat 100 bagian, ia menyimpan 99 bagian darinya dan menurunkan 1 bagian saja di dunia. Dari satu bagian rahmat inilah semua makhluk mendaptkan rahmat, sampai-sampai kuda yang (diberi ilham untuk) mengangkat kakinya agar tidak menginjak anaknya (itu karena rahmat Allah)” (HR.Bukhari no 6000, muslim nomor 2752).
Dunia itu remeh dan sedikit dibandingkan akhirat. Rasulullah Saw bersabda; “Tiadalah dunia dibanding akhirat melainkan hanyalah seperti air yang menempel di jari ketika salah seorang dari kalian mencelupkannya di laut” (HR. Muslim no. 2858)
Oleh karena itu, orang-orang yang cerdas tentunya adalah orang-orang yang mencari akhirat, bukan mencari dunia. Ketika seorang sahabat dari Anshar bertanya: “Wahai Rasulullah, orang Mu’min mana yang paling utama? Nabi menjawab: yang paling baik akhlaknya. Orang Anshar bertanya lagi; lalu orang mukmin mana yang paling cerdas? Nabi menjawab: yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam menyiapkan bekal untuk akhirat, itulah orang-orang yang cerdas” (HR.Ibnu Majah no. 3454)
Mencari Dunia Itu Sekedarnya
Lalu apakah tidak boleh mencari harta dunia?
Boleh, namun mencari kenikmatan dunia itu sekedarnya yang dapat menegakkan tulang punggung kita, membantu kita meraih akhirat, membantu kita melaksankan kewajiban-kewajiban dan menghindarkan kita dari yang terlarang. Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi manusia kecuali perutnya. hendaklah cukup baginya untuk memakan beberapa suapan hanya sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia masih ingin lebih, maka hendaklah ia isi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (HR. At Tarmidzi no. 2380)
Dan pemilik harta dipuji jika ia gunakan hartanya unttuk mencari akhirat. Rasulullah Saw bersabda: “Dunia itu untuk 4 orang:
- Hamba yang di beri rezeki oleh Allah berupa harta dan ilmu (agama), ia bertaqwa kepada Allah dengan ilmu dan hartanya, ia gunakan untuk menyambung silaturahim, ia mengetahui didalamnya terdapat hak Allah, inilah kedudukan yang paling utama
- Hamba Allah yang diberi rizki oleh Allah berupa ilmu (agama), namun tidak diberi harta. Namun niatnya tulus. ia berkata: andai aku memiliki harta aku akan beramal seperti Fulan (nomor 1), an ia sungguh-sungguh dengan niatnya tersebut, Maka antara mereka (nomor 1 dan 2) pahalanya sama
- Hamba yang diberi rezeki oleh Allah berupa harta, namun tidak diberi ilmu (agama). Ia membelanjakan hartanya tanpa ilmu, ia juga tidak bertqwa dalam membelanjakan hartanya, dan tidak menyambung silaturahim dengannya, ia juga tidak mengetahui hak Allah di dalamnya. ini adalah seburuk-buruknya kedudukan
- Hamba yang tidak diberi rizki dan juga ilmu (agama). Ia pun berkata: Andai saya memiliki harta maka saya akan beramal seperti Fulan (yang ke-3) dan ia sungguh-sungguh dengan niatnya itu, maka mereka keduanya (nomor 3 dan 3) dosanya sama” (HR.At Tirmidzi no. 2325)
Didunia ini hendaknya bagaikan orang asing yang singgah. Orang asing yang singgah tentunya tidak lama-lama, tidak terkait dan tidak mengejar mati-matian apa yang ada di tempat ia singgah tersebut.
Ali bin Abi Thalib pernah berkhutbah: “Ketahuilah, bahwa dunia sedikit demi sedikit kita tinggalkan, sedangkan akhirat sedikit-demi-sedikit akan segera kita temui. Masing-masing mereka memiliki anak-anak. Maka jadilah anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia. Karena dari ini (di dunia) waktunya beramal dan belum adanya hisab, sedangkan besok (diakhirat) waktunya hisab dan tidak ada lagi amalan” (HR. Al Baihaqi)
Sumber: Buletin Alhikmah, Penulis : Yulian Purnama
kadang manusia suka lupa dengna "kerja keras untuk akhirat ini", ingatnya dunia saja karena yang akhirat ga kelihatan, beda dengan dunia ini
ReplyDeleteiya, itulah manusia. sering lupanya
DeleteBetul bgt mbak.. Kita di dunia ini hanyalah sprti org asing yg singgah. Mkash tausiahny y mbak..
ReplyDeleteiya, tapi terkadang kita terlalu menikmati tempat persinggahan
DeleteSmga kita termsuk ke dalam golongan org2 yg diridhai Allah ya mbak.. Slalu bersyukur dan membelnjkan hartanya dijalan Allah..
ReplyDeleteSurat adz dzariat ini penyemangat dalam beribadah. Supaya ga lemas dalam meraih dunia dan semangat untuk akhirat
ReplyDeletebetul banget mbk
DeleteYuk sama-sama berhijrah, supaya lebih baik lagi
ReplyDeleteIya mas, hijrah menjadi lebh baik
DeleteMerenungkan tentang akhirat adalah salah satu hal yang membayangi saya sebelum tidur. Dengan begitu, saya selalu mengingatkan diri agar tidak terlalu mengejar dunia dan merasa asing sehingga ketika kematian menjemput tidak terlalu berat.
ReplyDeletehebat mbk Rindang, memang kita seharusny ingat akhirat ya mbk
DeleteMakasih sudah diingatkan mbak.. hehe
ReplyDeleteAku termasuk salah satu yang lupa memikirkan akhirat
hehe, fira ada-ada aja
DeleteHamba yang tidak diberi rizki dan juga ilmu (agama). Ia pun berkata: Andai saya memiliki harta maka saya akan beramal seperti Fulan (yang ke-3) dan ia sungguh-sungguh dengan niatnya itu, maka mereka keduanya (nomor 3 dan 3) dosanya sama” (HR.At Tirmidzi no. 2325)
ReplyDeleteNomor 3 dan 3? Jadi bingung saya
hehehe
Delete“Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi manusia kecuali perutnya. hendaklah cukup baginya untuk memakan beberapa suapan hanya sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia masih ingin lebih, maka hendaklah ia isi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (HR. At Tarmidzi no. 2380)
ReplyDeleteYang ini paling jleb. Kadang suka mikirin makanan terus menerus padahal yang dimasukkan ke perut sedikit.
biasanya kebanyakan dari kita sih begini, termasuk saya. hihi..ups,,, sudah mengendalikan nafsu itu. apalagi nafsu makan
Deletejd bermuhasabah diri. trims infonya mba
ReplyDeletesama-sama mbk nindi
DeleteSemoga kita termasuk golongan yang mengejar akhirat ya mba, terima kasih remindernya..
ReplyDeletesepakat banget kerja untuk akhirat.. kalau niat untuk akhirat, dunia pasti ngikut..
ReplyDeleteMasyaallah. Tulisan yang sangat bermanfaat. Kadang kalau tidak saling mengingatkan, jadi lalai dan lupa.
ReplyDeleteMakasih remindernya mba. Kadang emang lupa sama tujuan akhir, ingetnya dunia dunia duniaaa aja :')
ReplyDeleteTerima kasih sudah mengingatkan. Jadi bahan renungan dan muhasabah diri.
ReplyDeleteiya, mmg kita hrs bnr2 memahami kalau tujuan akhir kita adlh akhirat, walau kdg srg lalai. hummm...
ReplyDeleteKadang kita tanpa sadar terlalu sibuk memikirkan dunia ya dan lupa kalau akhiratlah yang seharusnya dikejar.
ReplyDeleteSemuanya sebagai pengingat, sebagai bahan muhasabah. Sudahkah kita sejalan dengan tujuan penciptaan, ataukah kita menghamba pada dunia yang sifatnya sementara. Hanya kita yang tahu
ReplyDeletesetelah membaca tulisan yang memuat muhasabbah tersebut sebagai bahan renungan. walau dunia hanya sebentar. hanya allah yang tahu
ReplyDeleteWah.. ternyata kenikmatan di dunia yang kita rasakan ini hnaya 1 saja, 99-nya ada di akirat. Sayang seklai ya jika kita hidup hanya mengejar kenikmatan dunia
ReplyDeleteJadi inget doa Abu Bakar, jadikan dunia di tanganku, akhirat di hatiku ❤️
ReplyDelete