Oleh Mira Kaizen
Dulu, rupamu menawan lagi bijaksana
Ragamu gagah siap siaga
Tenagamu tangguh bertimbun talenta
Tangan menjadi palu sebagai bukti perkasamu
Dengan tumpukan kayu kau ciptakan surga
Dulu, bambu menjulang kau sulap bilah
Pohon mencakar lagi besar kau jadikan papan
Padang ilalang sekejap berubah peneduh
Diri yang kecil hanya gaduh penuh ricuh
Kau bangun semua impian dengan harapan
Kau hadiahkan mahligai yang menjadi surgaku dan ibu
Dinding yang rapi, lantai yang tebal lagi terbentang pelindung
Lelahmu cukuplah menjadi alasan cinta yang sempurna
Di pondok….
Ibu setia siapkan sepiring nasi dengan dua cabe
Cukup seikat bayam dan rebusan kacang
Bercucurlah keringat tanda terbayarnya perlawanan dengan rupiah
Payah benar kau hadapi putaran liku
Kini, puluhan tahun lalu menjadi kenangan
Istana nan indah laksana surga, runtuh bagai raga tengah melepuh
Pudar bak pesona di tengah gulita
Dan tangguh tak lagi temani muda
Sementara…..
Sarjanaku belum mampu bangun gubuk rimis untukmu
Bengkulu, Maret 2018
Meski demikian, gubuk istana di setiap langkah, dari hati yang penuh cinta, semoga terbangun dengan indahnya ya, Mbak.
ReplyDeleteiya mas benar sekali. Aamiin..
Delete